Tuesday, November 13, 2012

MAHASISWA KIMIA SEBAGAI CLARIFYING AGEN TERHADAP MISPERSEPSI AKAN MAKNA KIMIA DALAM MASYARAKAT



(disusun dalam rangka pemilihan “Duta Kimia 2012”)
The Chemistry is close. Menurut saya kalimat tersebut cocok sebagai awal tulisan saya, mengingat banyak miss understanding tentang kimia. Bukti dari kesalahan ini tampak dalam kehidupan sehari-hari, dimana masyarakat awam hanya tahu dan paham bahwa kimia hanya berhubungan dengan bom, terorisme, formalin, petasan, dan stigma-stigma lain tentang kimia. Tidak ada yang salah dari pendapat-pendapat tersebut, karena memang mereka bagian dari dunia kimia. Namun dari stigma yang muncul ini, cenderung memojokkan kimia dan selalu dianggap bahwa kimia hanyalah sesuatu yang menjadi momok dan menebarkan ketakutan dimana-mana. Hal inilah yang akan menjadikan kimia dipandang sebelah mata di masyarakat. kebaikannya tak tampak, kejelekannya selalu diingat.
Perlu adanya pelurusan mengenai paradigma yang berkembang di masyarakat, bahwa sesungguhnya kimia dekat dengan kehidupan kita. Setiap saat di mana pun dan dalam keadaan apapun. Sebagai contoh ketika makan. Dalam bahan pangan terkandung zat-zat kimia yang dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat, protein, vitamin, mineral, serta zat-zat lain yang jumlahnya sedikit namun penting bagi tubuh. Mereka memiliki peran masing-masing dan saling melengkapi. Karbohidrat sebagai sumber energi utama bagi tubuh memberikan energi 4 kkal tiap gramnya. Karbohidrat dapat diperoleh dalam bentuk monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Sumber-sumber karbohidratpun sesungguhnya telah kita kenal. Gula, beras, kentang, sagu, jagung merupakan beberapa contoh dari sumber karbohidrat. Selain contoh di atas sering kita saksikan iklan di telivisi yang menyatakan bahwa produk yang mereka iklankan tidak mengandung bahan kimia. Contoh saja sebuah produk minuman yang memasarkan dengan kalimat “produk kami tidak menggunakan bahan kimia”(titik- tidak ada kelanjutannya). Ini adalah bentuk kebohongan publik. Kalau produk mereka tawarkan tidak mengandung zat kimia, lalu air yang mereka gunakan apa? Bukankah air itu sendiri adalah zat kimia yang sebenarnya memiliki rumus struktur H2O? Jadi kalau ingin memasarkan produknya hendaknya lebih cerdas. Jika yang dimaksud adalah minuman itu tidak mengandung bahan pengawet maka katakanlah secara jelas, misalnya menggunakan kalimat “produk minuman kami, tidak mengandung bahan pengawet”. Hal ini penting untuk mencerdaskan pemikiran bangsa.
Selain itu, masyarakat kita juga harus mengetahui senyawa-senyawa kimia yang berbahaya agar tidak terjadi penyalahgunaan dan akhirnya mendzalimi diri kita dan orang di sekitar kita. Salah satu senyawa kimia berbahaya terdapat dalam plastik. Hampir setiap hari kita berinteraksi dengan polimer berbahaya ini, dalam jenis apa pun. Setiap membeli nasi, hendak beli air mineral atau minuman lain, semua berwadah plastik.
Untuk mengetahui tingkat keamanan plastik, kita harus mengetahui bahan plastik yang aman digunakan, lihatlah nomor-nomor yang tertera pada kemasan. Nomor itu biasanya berada di dalam segitiga tanda panah melingkar dibagian bawah kemasan botol atau wadah plastik. Setiap nomor menunjukkan bahan yang digunakan.
·       Nomor 1: Polyethylene terephtalate (PTE atau PETE), biasa digunakan mengemas air minum, minuman ringan berkarbonasi, jus buah-buahan, minyak goreng, saus, jeli, selai.
·       Nomor 2: High density polyethylene (HDPE), biasa digunakan untuk mengemas susu, yogurt, & botol galon air minum
·       Nomor 3: Polyvinyl chloride (PVC atau disebut vinil). Plastik ini sering dibuat cling wrap. Sering juga dipakai untuk wadah kue kering atau cokelat. Ada juga botol plastik yang dapat ditekan (untuk pengeluaran bahan) terbuat dari PVC.
·       Nomor 4: Low density polyethylene (LDPE), biasa digunakan sebagai plastik kemasan rapat (cling wrap), pengemas roti, makanan beku dan botol plastik yang dapat ditekan.
·       Nomor 5: Polypropylene (PP), biasa digunakan untuk mengemas sup, saus tomat dan margarin.
·       Nomor 6: Polystyrene (PS), sangat dikenal konsumen dlm bentuk kemasan stereofom seperti yang digunakan untuk mengemas buah & sayuran di toko-toko swalayan.
·         Nomor 7: Jenis plastik lainnya, terutama polycarbonate. Plastik ini mengandung bisphenol-A yang berbahaya dan dapat bermigrasi. Plastik ini tahan suhu tinggi. Ada yang menggunakan sebagai botol susu bayi dan alat-alat makan (sendok, garpu, pisau) plastik.


Sebagai mahasiswa kimia, hal ini akan terlihat biasa, karena mereka selalu berkutit dengan dunia kimia., namun bagi masyarakat awam, hal ini belum sepenuhnya dipahami bahwa apa yang mereka konsumsi adalah bagian dari kimia. Bertolak dari fenomena seperti ini, sebegai generasi berpendidikan hendaknya menjadi penuntun masyarakat akan pemahaman tentang kimia. Dengan berlandaskan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, mewujudkan bangsa yang cerdas dan berpengetahuan luas tentang  fakta-fakta di sekitar kita.
Perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi yang dapat dilakukan di antaranya,
  1. Pendidikan dan pengajaran, memiliki makna meneruskan ilmu pengetahuan atau transfer of knowledge ilmu pengetahuan yang telah dilakukan mahasiswa yang di perguruan tinggi. Sebagai mahasiswa, dengan menjalani proses pendidikan baik dalam bangku perkuliahan maupun di lingkungan sekitar, hendaknya mampu menyerap ilmu seluas-luasnya yang akan menjadi bekal dirinya dalam mengembangkan diri, memberantas kebodohan menuju kehidupan yang lebih baik.
  2. Penelitian dan pengembangan, memiliki peranan penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penelitian maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian ini tidaklah beriri sendiri, akan tetapi harus dilihat keterkaitannya dengan pembangunan dalam arti luas. Artinya penelitian tidak semata-mata hanya untuk hal yang diperlukan saja, akan tetpi harus dilihat dengan proyeksi ke masa depan. Dengan kata lain penelitian di perguruan tinggi tidak hanya diarahan untuk penelitian terapan saja, tetapi juga sekaligus melaksanan penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh di masa yang akan datang.
  3. Pengabdian pada masyarakat, harud diartikan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khusunya sebagai hasil dari berbagai penelitian. Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkain aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersifat konkrit dan langsung dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatifpendek. Aktivitas ini dapat dilakukan atas inisiatif individu atau kelompok anggota civitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat maupun inisiatif perguruan tinggi yang bersangkutan yang bersifat non-profit(tidak mencari keuntungan). Dengan aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari m asyarakat ke perguruan tinggi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pengembnagn ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.
Ketiga faktor ini erat hubungannya, sebab penelitian harus menjunjung tinggi kedua dharma yang lain. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penerapan teknologi. Untuk dapat melkukan penelitian dilperlukan adanya tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu penegtahuan yang dikembangkan sebagai hasil pendidikan dan penelitian itu, hendaknya diterapkan melalui pengabdian masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetauan dan teknologi tersebut.
Jika penjelasan ketiga dharma tersebut kita amati, sebagai mahasiswa kimia tentu penerapan dari ketiganya lebih mudah kita jumpai. Menjalani proses pendidikan guna mengetahui berbagai hal tentang kimia, baik termasuk yang berbahaya ataupun yang sejatinya sangat diperlukan. Melakukan penelitian terhadap masalah yang berhubungan dengan dunia kimia, yang nantinya ditemukan suatu solusi cerdas dalam menyelesaikannya, serta mengabdikan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada masyarakat, guna tercipta masyarakat yang cerdas dan tidak mudah dijadikan sasaran kebohongan pihak-pihat tertentu.
Sebagai mahasiswa jurusan kimia, sudah saatnya kita melakukan tindakan tehadap mispersepsi tentang kimia, agar masyarakat umumpun tahu dan mampu membedakan mana bahan yang berbahaya, mana yang bermanfaat bagi mereka, yang akhirnya mereka juga mampu menyelesaikan berbagai permasalahan kimia secara cerdas dan bijaksana. Dan akhirnya tidak ada lagi misspersepsi yang beranggapan bahwa kimia hanya berhubungan dengan hal-hal yang berbahaya, yang kenyataannya justru kimia dekat dengan kita. Wahai generasi muda kimia, mari berjuang membumingkan kimia, mencerdaskan kehidupan bangsa di tengah era yang bukan klasik lagi. Jayalah kimia, jayalah Indonesia.




DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Izzul. 2012. Kimia dalam Fenomena Masyarakat – Kesalahan Persepsi Mengenai Pengertian Kimia. Dalam http://izzulword.wordpress.com/2012/07/30/kimia-dalam-fenomena-masyarakat-kesalahan-persepsi-mengenai-pengertian-kimia/

Diakses pada Selasa, 13 November 2012 pukul 02.35

 

Tonce, Fransesco. 2012. Pengertian Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam http://id.scribd.com/doc/80637372/Pengertian-Tri-Dharma-Perguruan-Tinggi.

Diakses pada Selasa, 13 Nopember 2012 pukul 02.24

 

Wathi, Ayu Fahimah Diniyah. 2012. Hidup Kita Dekat dengan Senyawa Kimia Berbahaya. Dalam http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/24/hidup-kita-dekat-dengan-senyawa-kimia-berbahaya/.

Diakses pada Selasa, 13 Nopember 2012 pukul 02.03


No comments:

Post a Comment