(disusun
dalam rangka pemilihan “Duta Kimia 2012”)
The
Chemistry is close. Menurut saya kalimat tersebut cocok sebagai awal tulisan
saya, mengingat banyak miss understanding tentang kimia. Bukti dari kesalahan
ini tampak dalam kehidupan sehari-hari, dimana masyarakat awam hanya tahu dan
paham bahwa kimia hanya berhubungan dengan bom, terorisme, formalin, petasan,
dan stigma-stigma lain tentang kimia. Tidak ada yang salah dari
pendapat-pendapat tersebut, karena memang mereka bagian dari dunia kimia. Namun
dari stigma yang muncul ini, cenderung memojokkan kimia dan selalu dianggap
bahwa kimia hanyalah sesuatu yang menjadi momok dan menebarkan ketakutan
dimana-mana. Hal inilah yang akan menjadikan kimia dipandang sebelah mata di
masyarakat. kebaikannya tak tampak, kejelekannya selalu diingat.
Perlu
adanya pelurusan mengenai paradigma yang berkembang di masyarakat, bahwa
sesungguhnya kimia dekat dengan kehidupan kita. Setiap saat di mana pun dan
dalam keadaan apapun. Sebagai contoh ketika makan. Dalam bahan pangan
terkandung zat-zat kimia yang dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat, protein,
vitamin, mineral, serta zat-zat lain yang jumlahnya sedikit namun penting bagi
tubuh. Mereka memiliki peran masing-masing dan saling melengkapi. Karbohidrat
sebagai sumber energi utama bagi tubuh memberikan energi 4 kkal tiap gramnya.
Karbohidrat dapat diperoleh dalam bentuk monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Sumber-sumber karbohidratpun sesungguhnya
telah kita kenal. Gula, beras, kentang, sagu, jagung merupakan beberapa contoh
dari sumber karbohidrat. Selain contoh di atas sering kita saksikan iklan di
telivisi yang menyatakan bahwa produk yang mereka iklankan tidak mengandung
bahan kimia. Contoh saja sebuah produk minuman yang memasarkan dengan kalimat “produk
kami tidak menggunakan bahan kimia”(titik- tidak ada kelanjutannya). Ini adalah
bentuk kebohongan publik. Kalau produk mereka tawarkan tidak mengandung zat
kimia, lalu air yang mereka gunakan apa? Bukankah air itu sendiri adalah zat
kimia yang sebenarnya memiliki rumus struktur H2O? Jadi kalau ingin
memasarkan produknya hendaknya lebih cerdas. Jika yang dimaksud adalah minuman
itu tidak mengandung bahan pengawet maka katakanlah secara jelas, misalnya
menggunakan kalimat “produk minuman kami, tidak mengandung bahan pengawet”. Hal
ini penting untuk mencerdaskan pemikiran bangsa.
Selain itu, masyarakat kita juga harus mengetahui
senyawa-senyawa kimia yang berbahaya agar tidak terjadi penyalahgunaan dan
akhirnya mendzalimi diri kita dan orang di sekitar kita. Salah satu senyawa
kimia berbahaya terdapat dalam plastik. Hampir setiap hari kita berinteraksi dengan
polimer berbahaya ini, dalam jenis apa pun. Setiap membeli nasi, hendak beli
air mineral atau minuman lain, semua berwadah plastik.
Untuk mengetahui tingkat
keamanan plastik, kita harus mengetahui bahan plastik yang aman digunakan,
lihatlah nomor-nomor yang tertera pada kemasan. Nomor itu biasanya berada di
dalam segitiga tanda panah melingkar dibagian bawah kemasan botol atau wadah
plastik. Setiap nomor menunjukkan bahan yang digunakan.
·
Nomor 1: Polyethylene terephtalate (PTE
atau PETE), biasa digunakan mengemas air minum, minuman ringan berkarbonasi,
jus buah-buahan, minyak goreng, saus, jeli, selai.
·
Nomor 2: High density polyethylene (HDPE),
biasa digunakan untuk mengemas susu, yogurt, & botol galon air minum
·
Nomor 3:
Polyvinyl chloride (PVC atau disebut vinil). Plastik ini sering dibuat cling
wrap. Sering juga dipakai untuk wadah kue kering atau cokelat. Ada juga botol plastik
yang dapat ditekan (untuk pengeluaran bahan) terbuat dari PVC.
·
Nomor 4: Low density polyethylene (LDPE),
biasa digunakan sebagai plastik kemasan rapat (cling wrap), pengemas roti,
makanan beku dan botol plastik yang dapat ditekan.
·
Nomor 5: Polypropylene (PP), biasa
digunakan untuk mengemas sup, saus tomat dan margarin.
·
Nomor 6: Polystyrene (PS), sangat dikenal
konsumen dlm bentuk kemasan stereofom seperti yang digunakan untuk mengemas
buah & sayuran di toko-toko swalayan.
·
Nomor 7: Jenis plastik lainnya, terutama
polycarbonate. Plastik ini mengandung bisphenol-A yang berbahaya dan dapat
bermigrasi. Plastik ini tahan suhu tinggi. Ada yang menggunakan sebagai botol
susu bayi dan alat-alat makan (sendok, garpu, pisau) plastik.
Sebagai
mahasiswa kimia, hal ini akan terlihat biasa, karena mereka selalu berkutit
dengan dunia kimia., namun bagi masyarakat awam, hal ini belum sepenuhnya
dipahami bahwa apa yang mereka konsumsi adalah bagian dari kimia. Bertolak dari
fenomena seperti ini, sebegai generasi berpendidikan hendaknya menjadi penuntun
masyarakat akan pemahaman tentang kimia. Dengan berlandaskan Tri Darma Perguruan
Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, mewujudkan
bangsa yang cerdas dan berpengetahuan luas tentang fakta-fakta di sekitar kita.
Perwujudan
Tri Darma Perguruan Tinggi yang dapat dilakukan di antaranya,
- Pendidikan
dan pengajaran, memiliki makna meneruskan ilmu pengetahuan atau transfer of knowledge ilmu
pengetahuan yang telah dilakukan mahasiswa yang di perguruan tinggi. Sebagai
mahasiswa, dengan menjalani proses pendidikan baik dalam bangku
perkuliahan maupun di lingkungan sekitar, hendaknya mampu menyerap ilmu
seluas-luasnya yang akan menjadi bekal dirinya dalam mengembangkan diri,
memberantas kebodohan menuju kehidupan yang lebih baik.
- Penelitian
dan pengembangan, memiliki peranan penting dalam rangka kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa penelitian maka pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian ini tidaklah beriri
sendiri, akan tetapi harus dilihat keterkaitannya dengan pembangunan dalam
arti luas. Artinya penelitian tidak semata-mata hanya untuk hal yang
diperlukan saja, akan tetpi harus dilihat dengan proyeksi ke masa depan. Dengan
kata lain penelitian di perguruan tinggi tidak hanya diarahan untuk
penelitian terapan saja, tetapi juga sekaligus melaksanan penelitian ilmu-ilmu
dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh di masa yang akan
datang.
- Pengabdian
pada masyarakat, harud diartikan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khusunya
sebagai hasil dari berbagai penelitian. Pengabdian pada masyarakat
merupakan serangkain aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi
terhadap masyarakat yang bersifat konkrit dan langsung dirasakan
manfaatnya dalam waktu yang relatifpendek. Aktivitas ini dapat dilakukan
atas inisiatif individu atau kelompok anggota civitas akademika perguruan
tinggi terhadap masyarakat maupun inisiatif perguruan tinggi yang
bersangkutan yang bersifat non-profit(tidak mencari keuntungan). Dengan
aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari m asyarakat ke perguruan
tinggi, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pengembnagn ilmu
pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.
Ketiga
faktor ini erat hubungannya, sebab penelitian harus menjunjung tinggi kedua
dharma yang lain. Penelitian diperlukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan penerapan teknologi. Untuk dapat melkukan penelitian dilperlukan adanya
tenaga-tenaga ahli yang dihasilkan melalui proses pendidikan. Ilmu penegtahuan
yang dikembangkan sebagai hasil pendidikan dan penelitian itu, hendaknya
diterapkan melalui pengabdian masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan
dan menikmati kemajuan-kemajuan ilmu pengetauan dan teknologi tersebut.
Jika
penjelasan ketiga dharma tersebut kita amati, sebagai mahasiswa kimia tentu
penerapan dari ketiganya lebih mudah kita jumpai. Menjalani proses pendidikan guna
mengetahui berbagai hal tentang kimia, baik termasuk yang berbahaya ataupun
yang sejatinya sangat diperlukan. Melakukan penelitian terhadap masalah yang
berhubungan dengan dunia kimia, yang nantinya ditemukan suatu solusi cerdas
dalam menyelesaikannya, serta mengabdikan hasil penelitian yang telah dilakukan
kepada masyarakat, guna tercipta masyarakat yang cerdas dan tidak mudah
dijadikan sasaran kebohongan pihak-pihat tertentu.
Sebagai
mahasiswa jurusan kimia, sudah saatnya kita melakukan tindakan tehadap
mispersepsi tentang kimia, agar masyarakat umumpun tahu dan mampu membedakan
mana bahan yang berbahaya, mana yang bermanfaat bagi mereka, yang akhirnya
mereka juga mampu menyelesaikan berbagai permasalahan kimia secara cerdas dan
bijaksana. Dan akhirnya tidak ada lagi misspersepsi yang beranggapan bahwa
kimia hanya berhubungan dengan hal-hal yang berbahaya, yang kenyataannya justru
kimia dekat dengan kita. Wahai generasi muda kimia, mari berjuang membumingkan
kimia, mencerdaskan kehidupan bangsa di tengah era yang bukan klasik lagi. Jayalah
kimia, jayalah Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment