Sunday, April 2, 2017

HTI Muncul, Kiamat Sudah Dekat?


Blora (2/4) Hari ini dalam  ramainya Car Free Day (CFD) di Alun-alun Blora nampak sekelompok orang yang membagi-bagikan selebaran, berorasi, ada pula yang berarak-arakan dengan membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid. Setelah ditelisik ternyata mereka adalah anggota Hisbuth Tahrir Indonesia (HTI). Mereka sedang mengenalkan bendera kebanggaan yang seolah membenarkan bahwa benderanya adalah simbol kepemimpinan dan pemersatu umat islam. 

HTI dan beberapa organisasi radikal lainnya memang berusaha untuk menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah sesuai dengan logika mereka. Mereka menggunakan simbol-simbol islam yang kemudian dihubung-hubungkan agar masyarakat Indonesia yang mayoritas islam tertarik untuk bergabung dengan mereka, apalagi Blora yang mayoritas adalah warga nahdliyin.

Tetapi, ada yang ganjal dari apa yang mereka sampaikan pagi itu. Mereka sama sekali tidak membahas mengenai persatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Buktinya tidak ada kebanggaan untuk menyebut bendera merah putih sebagai lambang negara Indonesia. 

Menyikapi propaganda bendera HTI yang sedang ramai, berikut cuitan Gus Nadirsyah Hosen, (Rois Syuriah PCI NU Australia) yang kami ambil dari dutaislam.com menyikapi hal tersebut. Baca Juga dutaislam.com

1. Saya mau bahas malam minggu ini untuk para jomblo soal bendera Rasul. Jangan mau dibohongi sama ISIS dan HTI yah!

2. ISIS dan HTI sama-sama mengklaim bendera dan panji yang mereka miliki adalah sesuai dengan Liwa dan rayah-nya Rasulullah. Benarkah? Enggak!

3. Kalau klaim mereka benar, kenapa bendera ISIS dan HTI berbeda design dan khat tulisan arabnya? Ayoooo :)

4. Buat yang jomblo dan lagi manyun malam mingguan simak yah penjelasan saya soal bendera Islam ini. Manyun-manyun berpahala. Hehehe

5. Secara umum hadits-hadits yang menjelaskan warna bendera Rasul dan isi tulisannya itu tidak berkualitas shahih.

6. Riwayatnya pun berbeda-beda: ada yang bilang hitam saja, ada yang bilang putih saja, ada riwayat yang bilang hitam dan putih, malah ada yang kuning.

7. Dalam sejarah Islam juga beda lagi. Ada yang blagi Dinasti Umayyah pakai bendera hijau, Dinasti Abbasiyah pakai hitam, dan pernah jg putih


8. Konteks bendera dan panji dipakai Rasul itu sewaktu perang untuk membedakan pasukan Rasul dengan musuh. Bukan dipakai sbg bendera negara

9. Jadi kalau ISIS dan HTI tiap saat mengibarkan liwa dan rayah, emangnya kalian mau perang terus? Kok kemana-mana mengibarkan bendera perang?

10. Kalau dianggap sebagai bendera negara khilafah, kita ini NKRI, sudah punya bendera merah putih. Masak ada negara dalam negara! Makar!

11. Ok sekarang bagaimana status hadits soal bendera ini? Kita bahas yah pelan-pelan.

12. Hadis riwayat Thabrani dan Abu Syeikh yang bilang bendera Rasul hitam dan panjinya putih itu dhaif

13.  Riwayat Thabrani ini dlaif karena ada rawi yang dianggap pembohong yaitu Ahmad bin Risydin. Bahkan kata Imam Dzahabi, dia pemalsu hadits.

14. Riwayat Abu Syeikh dr Abu Hurairah itu dhaif karena kata Imam Bukhari rawi yang namanya Muhammad bin Abi Humaid itu munkar

15. Riwayat Abu Syeikh dari Ibn Abbas haditsnya masuk kategori hasan, bukan shahih.

16. Riwayat lain bendera Rasul yang warnanya hitam, atau putih, atau kuning atau merah itu gak ada tulisan apa-apa.

17. Katakanlah ada tulisannya, maka tulisan khat jaman Rasul dulu beda dengan di bendera ISIS dan HTI

18. Jaman Rasul tulisan al-Qur'an belum ada titik dan khatnya masih pra Islam yaitu khat kufi.

19. Makanya meski mirip bendera ISIS dan HTI itu beda khatnya. Kenapa ayo? Kan sama-sama mengklaim bendera Islam? Itu karena rekaan mereka saja.

20. Gak ada contoh yang otentik dan sahih bendera Rasul itu seperti apa. Itu rekaan orang-orang ISIS dan HTI berdasarkan hadits-hadits yang tidak sahih.

21. Jadi jangan mau dibohongin yah sama bendera Islam-nya HTI dan ISIS. Perkara ini bukan masuk kategori syari'ah yang harus ditaati.

Tetapi Apa pendapat warga tentang aksi mereka? Berikut sedikit cerita yang dapat kami rangkum.

Ibu X (narasumber tidak mau mnyebutkan identitas) seorang pedagang di sekitar alun-alun yang kami temui. ketika ditanya terkait adanya aksi tersebut, beliau cenderung tidak tahu siapa dan apa yang mereka lakukan. Bahkan Ibu X dengan lugu menjawab bahwa kegiatan yang mereka lakukan adalah semacam pencerahan. 

"Mungkin semacam pencerahan mas, saya tidak tahu, sudah dua kali ini mereka mengadakan acara seperti itu" Jelas beliau.

Kemudian salah seorang Ibu peserta CFD yang jajan di warung Ibu X ikut berkomentar.  
"Sekarang ada banyak yang seperti itu. Ada MTA, ini juga apalagi saya nggak tau, saya nggak mengikuti sih mas" Jawab Ibu Pembeli itu dengan raut apatis terhadap mereka.
 Jawaban menggelitik justru disampaikan oleh Ibu X. "Waaaah... berarti kiamat sudah dekat ya Bu, kok ada ini itu" kata Ibu X, diikuti gelak tawa pembeli yang ada di situ.